Kekuatan Mantram Gayatri
Mantram gayatri merupakan mantra inti dari segala mantra. begitu di
sebutkan dalam kitab suci. Dari sekian mantra yang ada, Semuanya bersumber pada
mantram gayatri. Maka tak heran kalau mantram gayatri sering disebut sebagai
ibu dari segala mantra. Jika kita mengalami kebimbangan, ketakutan,
kebingungan, ingatlah selalu dengan mengucapkan mantra gayatri berulang-ulang
dengan tulus sampai pikiran anda merasa baikan kembali.
Dengan Manram Gayatri, kita bisa terbebas
dari segala ketakutan. asalkan kita mempercayainya dan diucapkan dengan setulus
hati. Berikut ini adalah Mantram Gayatri:
OM Bhur Bvah
svah, tat savitur varenyam
Bhargo devasya
dimahi, diyoyonah pracodayat
artinya:
Ya Tuhan Pencipta
tiga loka ini,
Engkaulah sumber
segala cahaya,
Engkau sumber
kehidupan
Pencarkanlah pada
budhi nurani ini, SinarMu yang maha suci
Maknanya adalah dalam mantra Ibu dari segala Veda ini terkandung suatu
kekuatan yang maha dahsyat, maha suci yang menjadi sumber kehidupan mahluk
semesta alam.
Mengapa Mengucapkan
Gayatri Mantram??
pertanyaan tersebut dapat dijawab di dalam kitab Atarwa Weda XIX,71,1 yang
berbunyi sebagai berikut;
Stuta maya
varada veda mata,
Pracodayantam
pawamani dwijanam
Ayuh pranam
prajam pasum
Kertim
dravinam brahmavarcanam
Mahyam dattva
vrajata brahmalokam
yang artinya;
Gayatri Mantram yang diakhiri dengan kata pracodayat dalah Ibunya empat
Weda, yang menyucikan semua dosa para dwija,
Oleh karena itu selalu ucapkan mantra tersebut,
Gayatri Mantra ini pemberi panjang umur, prana dan keturunan yang baik,
pelindung binatang, pemberi kemashyuran, pemberi kekayaan dan pemberi cahaya
yang sempurna,
Oh Tuhan Berikanlah jalan moksa padaku
Makna Gayatri Mantra adalah anugrah pencerahan pada hati nurani ini. Nurani
dalam Kegelapan akan dituntun ke jalan terang, hati yang terang akan dituntun
pada perbuatan satwika.
Jadi, sebagai Umat Hindu yang baik, mari kita mengucapkan Gayatri Mantra
demi kebahagiaan alam semesta.
Ya Tuhan pencipta alam semesta ini, Ibu dari segala Ilmu Pengetahuan,
maafkan lah hamba jika apa yang hamba tulis ini ada kesalahan yang tidak hamba
sengaja. Hamba hanya ingin menyebarluaskan ilmu pengetahuan agar tidak ada lagi
kegelapan di dunia ini.
‘satyam eva jayate‘
Banyupinaruh
Sehari setelah perayan hari raya Saraswati selalu di ikuti dengan Banyupinaruh yang banyak di lakukan umat Hindu dengan mandi ke laut atau sumber-sumber air guna menyucikan diri atau Melukat. Banyu Pinaruh asal kata banyu (air), Pinaruh atau Pengeruwuh (pengetahuan) secara nyata umat membersihkan badan dan keramas. Akan tetapi prosesi berkasud membersihkan kotoran atau kegelapan pikiran yang melakat pada tubuh manusia, dengan ilmu pengetahuan atau mandi dengan ilmu pengetahuan.
Dalam buku Bhagawan Gita IV.36 mengatakan ” Api ced asi papebhyah, sarwabheyah papa krt,tamah, sarwa jnana peavenaiva vriijinam santarisyasi.” yang berarti, walau engkau paling berdosa di antara yang memiliki dosa, dengan ilmu pengetahuan, lautan dosa akan dapat engkau seberangi”.
Itu artinya Bayu Pinaruh bermakna simbolis saja, akan tetapi sesuai dengan ajaran Hindu kita di jamin oleh kitab suci bahwa melalui mandi dan keramas dengan menggunakan air ilmu pengetahuan, kita akan terbebas dari lautan kebodohan dan dosa.
Mantra Panca Sembah
(Panca Sembah)
1. Mantra untuk menghaturkan sembah puyung :
Om atmaa tattvaatmaa suddhamaam svaha
“Oh keseluruhan yang lengkap, atma, atmanya kehidupan ini bersihkan dan sucikan diri hamba”.
2. Mantra untuk menghormat pada Sang Hyang Surya, sebagai saksi abadi dalam kehidupan ini. Menyembah bhatara Surya juga berarti memuja kebesaran sinar suci Tuhan dalam aspek beliau sebagai sumber cahaya yang memberikan kehidupan di alam semesta ini. Dengan sarana bunga purih, dan mantra berikut:
Om Adityasyaaparam jyotir rakta teja
Namo stute, sveta pankaja madhyaastha
Bhaaskaraaya namo stute
“Oh keseluruhan yang lengkap, sinar Surya yang maha hebat, hormat padaMU, yang berada ditengah-tengah teratai putih, hormatku padaMU wahai pembuat sinar”.
3. Kemudian menyembah kebesaran Tuhan, sinar sucinya dalam aspek Ista Dewata. Ista Dewata adalah dewata yang khusus dipuja pada waktu tertentu dan dimohonkan kehadirannya oleh para bhakta. Bali yang lebih dikenal dengan Siddhanta Siwanya, tentu saja yang lebih menonjol adalah ista dewata dalam aspeknya sebagai Hyang Siwa, dengan mantra sebagai berikut:
Om Nama devaa adhisthanaaya
Sarva vyaapi vai sivaaya
Padmaasana ekapratisthaya
Ardhanaresvaryai namo namah
“Oh keseluruhan yang lengkap, kepada dewata yang bersemayam pada tempat yang tinggi, kepada Hyang Siwa yang sesungguhnya berada dimana-mana, kepada dewata yang bersemayam pada tempat duduk bunga teratai, hamba memuja-MU”.
4. Kemudian memuja kebesaran Ida Sang Hyang Widhi sebagai pemberi keselaamatan, kesejahteraan dan sebagai pemberi anugrah, dengan sarana kawangen :
Om anugraha manoharam
Devadattaanugrahakam
Arcanam sarvaapuujanam
Namah Sarvaanugrahakam
Deva devi mahaasiddhi
Yajnanga nirmalaatmaka
Laksmii siddhisca, diirgahaayu
Nirvighna sukha vrddhisca
“Oh keseluruhan yang lengkap dan sempurna, yang memberikan anugrah dan menarik hati, anugrah dari dewata yang agung puja semua pujaan. Hormat padaMU wahai pemberi anugrah. Dewa dan dewi yang selalu berhasil, berbadan yadnya, suci, panjang umur, dan bahagia tanpa halangan”.
5. Kemudian menghaturkan sembah puyung sekali lagi dengan mantra :
Om deva suuksma paramaacintyaaya nama svahaa
“Oh keseluruhan yang lengkap dan sempurna, hormat kepada-Mu wahai dewata yang maha gaib dn tak terlukiskan”.
6. Kemudian setelah melakukan kramaning sembah, dilanjutkan dengan nunas tirtha. Percikan tirtha tiga kali, minum tiga kali, dan raup wajah tiga kali. Gunanya adalah untuk menyucikan pikiran, perkataan dan perbuatan kita, sembari memohoh tirtha kehidupan kehadapan para dewata dengan menggunakan mantra:
Om ang Brahma amertha ya namah
Om ung Wishnu amrtha ya namah
Om mang Iswara amrtha ya namah
7. Setelah itu, minum tirtha tiga kali dengan mengucapkan doa :
Om sarira paripurna ya namah
Om ang ung mang sarira suddha pramatya ya namah
Om ung ang samo sampurna ya namah
8. Setelah minum tiga kali, dilanjutkan dengan membasuh muka sebanyak tiga kali, dengan doa :
Om Siwa sampurna ya namah
Om Sadasiwa paripurna ya namah
Om Paramasiwa suksma ya namah
9. Kemudian dilanjutkan dengan nunas bija, dan menggunakan doa :
Om Purnam bhawantu
Om ksama sampurna ya namah
Banyupinaruh
Sehari setelah perayan hari raya Saraswati selalu di ikuti dengan Banyupinaruh yang banyak di lakukan umat Hindu dengan mandi ke laut atau sumber-sumber air guna menyucikan diri atau Melukat. Banyu Pinaruh asal kata banyu (air), Pinaruh atau Pengeruwuh (pengetahuan) secara nyata umat membersihkan badan dan keramas. Akan tetapi prosesi berkasud membersihkan kotoran atau kegelapan pikiran yang melakat pada tubuh manusia, dengan ilmu pengetahuan atau mandi dengan ilmu pengetahuan.
Dalam buku Bhagawan Gita IV.36 mengatakan ” Api ced asi papebhyah, sarwabheyah papa krt,tamah, sarwa jnana peavenaiva vriijinam santarisyasi.” yang berarti, walau engkau paling berdosa di antara yang memiliki dosa, dengan ilmu pengetahuan, lautan dosa akan dapat engkau seberangi”.
Itu artinya Bayu Pinaruh bermakna simbolis saja, akan tetapi sesuai dengan ajaran Hindu kita di jamin oleh kitab suci bahwa melalui mandi dan keramas dengan menggunakan air ilmu pengetahuan, kita akan terbebas dari lautan kebodohan dan dosa.
Mantra Panca Sembah
(Panca Sembah)
1. Mantra untuk menghaturkan sembah puyung :
Om atmaa tattvaatmaa suddhamaam svaha
“Oh keseluruhan yang lengkap, atma, atmanya kehidupan ini bersihkan dan sucikan diri hamba”.
2. Mantra untuk menghormat pada Sang Hyang Surya, sebagai saksi abadi dalam kehidupan ini. Menyembah bhatara Surya juga berarti memuja kebesaran sinar suci Tuhan dalam aspek beliau sebagai sumber cahaya yang memberikan kehidupan di alam semesta ini. Dengan sarana bunga purih, dan mantra berikut:
Om Adityasyaaparam jyotir rakta teja
Namo stute, sveta pankaja madhyaastha
Bhaaskaraaya namo stute
“Oh keseluruhan yang lengkap, sinar Surya yang maha hebat, hormat padaMU, yang berada ditengah-tengah teratai putih, hormatku padaMU wahai pembuat sinar”.
3. Kemudian menyembah kebesaran Tuhan, sinar sucinya dalam aspek Ista Dewata. Ista Dewata adalah dewata yang khusus dipuja pada waktu tertentu dan dimohonkan kehadirannya oleh para bhakta. Bali yang lebih dikenal dengan Siddhanta Siwanya, tentu saja yang lebih menonjol adalah ista dewata dalam aspeknya sebagai Hyang Siwa, dengan mantra sebagai berikut:
Om Nama devaa adhisthanaaya
Sarva vyaapi vai sivaaya
Padmaasana ekapratisthaya
Ardhanaresvaryai namo namah
“Oh keseluruhan yang lengkap, kepada dewata yang bersemayam pada tempat yang tinggi, kepada Hyang Siwa yang sesungguhnya berada dimana-mana, kepada dewata yang bersemayam pada tempat duduk bunga teratai, hamba memuja-MU”.
4. Kemudian memuja kebesaran Ida Sang Hyang Widhi sebagai pemberi keselaamatan, kesejahteraan dan sebagai pemberi anugrah, dengan sarana kawangen :
Om anugraha manoharam
Devadattaanugrahakam
Arcanam sarvaapuujanam
Namah Sarvaanugrahakam
Deva devi mahaasiddhi
Yajnanga nirmalaatmaka
Laksmii siddhisca, diirgahaayu
Nirvighna sukha vrddhisca
“Oh keseluruhan yang lengkap dan sempurna, yang memberikan anugrah dan menarik hati, anugrah dari dewata yang agung puja semua pujaan. Hormat padaMU wahai pemberi anugrah. Dewa dan dewi yang selalu berhasil, berbadan yadnya, suci, panjang umur, dan bahagia tanpa halangan”.
5. Kemudian menghaturkan sembah puyung sekali lagi dengan mantra :
Om deva suuksma paramaacintyaaya nama svahaa
“Oh keseluruhan yang lengkap dan sempurna, hormat kepada-Mu wahai dewata yang maha gaib dn tak terlukiskan”.
6. Kemudian setelah melakukan kramaning sembah, dilanjutkan dengan nunas tirtha. Percikan tirtha tiga kali, minum tiga kali, dan raup wajah tiga kali. Gunanya adalah untuk menyucikan pikiran, perkataan dan perbuatan kita, sembari memohoh tirtha kehidupan kehadapan para dewata dengan menggunakan mantra:
Om ang Brahma amertha ya namah
Om ung Wishnu amrtha ya namah
Om mang Iswara amrtha ya namah
7. Setelah itu, minum tirtha tiga kali dengan mengucapkan doa :
Om sarira paripurna ya namah
Om ang ung mang sarira suddha pramatya ya namah
Om ung ang samo sampurna ya namah
8. Setelah minum tiga kali, dilanjutkan dengan membasuh muka sebanyak tiga kali, dengan doa :
Om Siwa sampurna ya namah
Om Sadasiwa paripurna ya namah
Om Paramasiwa suksma ya namah
9. Kemudian dilanjutkan dengan nunas bija, dan menggunakan doa :
Om Purnam bhawantu
Om ksama sampurna ya namah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar